Kamis, 01 Juli 2010

Sosiologi Konsumsi Apa itu?

Sungguh menarik perhatian. Betapa tidak? Konsumsi yang biasanya dibahas dalam kerangka bidang studi ilmu-ilmu ekonomi, kini kita bahas dari segi sosiologi; yaitu Sosiologi Konsumsi. Tetapi apa itu Sosiologi Konsumsi? Sosiologi Konsumsi tidak lain adalah analisis sosiologis terhadap kegiatan masyarakat dalam bidang konsumsi.

Sebagai matakuiah atau bidang studi, Sosiologi Konsumsi belum banyak dikenal dan bahkan baru akan dikembangkan sebagai matakuliah pertama kali di Indonesia melalui Universitas Terbuka ini. Untuk ini kita perlu bangga.

Dalam proses belajar mengajar ini peserta akan berlatih mengaplikasikan teori-teori sosiologi yang pernah dipelajari pada kesempatan yang lalu untuk menganalisis dan mengevaluasi kegiatan ataupun fenomena-fenomena masyarakat dalam bidang konsumsi. Dalam hal ini kegiatan konsumsi akan dipandang sebagai realitas sosial yang cara mempelajarinya tidak begitu berbeda dengan ketika para peserta mempelajari realitas sosial bidang lainnya yang dibahas di Jurusan Sosiologi. Tentu Anda ingat betul apa itu realitas dan juga paradigma maupun perspekstif-perspektif te oritik yang sering dipergunakan oleh sosiologi untuk melihat dan menganalisis realitas sosial itu. Jadi, sebenarnya ini tidak asing; namun tetap- menarik sekaligus menantang. Apanya yang menantang? Apanya yang menarik? Apakah ada hubungan-hubungan sosial dalam kegiatan konsumsi? Ada. Apakah ada interaksi sosial di dalam konsumsi? Ada. Macam apakah interaksi itu; apakah semacam kerjasama fungsional, apakah ada kompetisi, atau adakah konflik; apakah juga ada pertukaran sosial, seimbangkah pertukaran itu, atau timpang? Ya, semuanya ada. Apakah kegiatan konsumsi merupakan simbol fenomena sosial tertentu? Apakah ada kaitannya dengan institusi sosial lainnya seperti keluarga, ekonomi (antara lain pasar, industri, produksi, distribusi, saving, inflasi/deflasi dan likuidasi), kesejahteraan sosial, politik, agama, pendidikan dan kebudayaan pada umumnya? Ada. Itu semua akan menantang dan menarik perhatian sosiologi.

Studi Perilaku Konsumen
Apa bedanya dan persamaan studi ini dengan studi tentang Perilaku Konsumen dan Perilaku Pembeli dan cabang IImu Ekonomi khususnya Pemasaran. Ini pertanyaan menarik. Jawabnya tidak telalu sulit, sebab, konsumen dan pembeli memang berbeda. pembeli belum tentu konsumen, dan kadang-kadang konsumen tidak perlu membeli. Konsumsi adalah perilaku mengpergunakan barang-barang konsumsi. Untuk apa semua itu?
Untuk apa semua itu? Yang pertama adalah untuk menunjukkan bahwa teori dan pengetahuan sosiologi yang telah Anda pelajari pada waktu yang lalu adalah aplicable dan sungguh dapat dipakai untuk melihat, menganalisis dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam bidang konsumsi. Jadi sebelum mengikuti matakuliah ini Anda diwajibkan telah menyelesaikan Teori-teori Sosiologi Klasik dan Modern dan Sosiologi Ekonomi.
Yang kedua adalah untuk kepentingan praktis, terutama pada saat Anda bekerja di instansi Anda masing-masing. Dalam hal ini Anda dapat memberikan saran dan pertimbangan analisis mengenai kegiatan konsumsi yang perlu dibenahi agar tidak menimbulkan ketimpangan-ketimpangan, atau bagaimana ketimpangan-ketimpangan itu harus diatasi agar kegiatan konsumsi dapat berjalan sesuai dengan harapan berbagai pihak.
Ada banyah cara mempelajari Sosiologi Konsumsi ini. Cara yang dianjurkan adalah dengan memahami kegiatan konsumsi, termasuk perilaku konsumsi masyarakat secara apa adanya, sama sekali tanpa tafsiran, pendek kata datanya dulu kita pahami. .Sesudah itu baru Anda lihat dengan mempergunakan persepsi-persepsi sosiologis. Dengan begitu Anda dapat mengambil kesimpulan sosiologis secara deduktif terhadap kenyataan-kenyataan tentang kegiatan konsumsi tersebut.

Hakikat Realitas Sosial
Realitas sosial pada hakikatnya adalah segala macam kenyataan yang hidup di tengah masyarakat yang dialami atau dilakukan oleh kebanyakan orang dan bukan oleh satu atau dua orang individu saja, tetapi merupakan kenyataan yang lagi ngetren yang sedang menjadi mode pada saat itu. Orang yang melakukan konsumsi lazimnya disebut konsumen. Dalam hal ini Sosiologi melihat perilaku konsumen pada umumnya bukan satu orang konsumen saja.
Hakikat Kegiatan Konsumsi
Kegiatan Konsumsi itu tidak hanya terbatas pada kegiatan makan-minum dalam arti sesungguhnya, akan tetapi meliputi segala macam kegiatan pemenuhan kebutuhan. Konsumsi dapat di gunakan kedalam 2 jenis yaitu: Konsumsi untuk konsumsi dan konsumsi untuk produksi. Sedangkan pada konsumsinya dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor individual dan faktor lingkungan.
Faktor-Faktor Individual dalam Kegiatan Konsumsi
Satu di antara dua faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi adalah faktor individu, yang meliputi: Kemampuan dan sumber daya individu, motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai, selera dan gaya hidup.
Pengaruh Lingkungan dalam Perilaku Konsumen
Dalam kegiatan kosumsi, konsumen dipengaruhi oleh berbagai kekuatan dari luar dirinya, yang disebut dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam hal ini adalah, faktor-faktor yang berada di luar individu yang mempengaruhi kegiatan konsumsi individu tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor kelompok, dan pribadi orang lain, faktor keluarga, dan faktor situasi.
Sosiologi dan Cara Berpikir Sosiologis
Dalam berfikir secara sosiologis, sosiologis memiliki beberapa perspektif teoritis yang mencerminkan paradigma tertentu. George C. Homan mendefinisikan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari ilmuwan semacam versi, tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya, dipelajari oleh cabang Ilmu Pengetahuan. Pandangan yang mendasar ini mengandung petunjuk mengenai apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, termasuk methodologinya yang meliputi aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mengumpulkan informasi dan menginterpretasikannya dalam rangka menjawab persoalan tersebut.
Di dalam sosiologi, dikenal adanya tiga paradigma, yaitu Paradigma Fakta Sosial, Paradigma Definisi Sosial dan Paradigma Perilaku Sosial, yang digunakan untuk melihat kasus-kasus atau kesempatan-kesempatan sosial tentang kegiatan konsumsi.
Paradigma Sosiologi dan Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan mempergunakan barang atau jasa yng didasari ileh pertimbangan kalkulatif mengenai nilai reward yang akan diperoleh. Dengan demikian perilaku orang dalam kegiatan konsumsi cenderung memilih cara maupun komoditi yang menurut pertimbangannya adalah memiliki nilai lebih tertentu yang sesuai dengan biaya yang telah mereka keluarkan. Artinya orang cenderung tidak mau rugi, dan cenderung ingin untung.
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Nilai Budaya
Proses yang terjadi untuk mengembangkan nilai motivasi dan kegiatan 3 kebiasaan atau tradisi disebut dengan sosialisasi, yaitu proses penyerapan budaya. Selanjutnya proses ini menyebabkan orang menggerakkan nilai-nilai yang mempengaruhi konsumsi, seperti sifat hemat, kesenangan, kejujuran, dan ambisi.
Pengaruh Status dan Kelas Ekonomi Terhadap Kegiatan Ekonomi
Di dalam penelitian yang berkenaan dengan kelas sosial terdapat 9 variabel yang sangat penting. Kesembilan variabel ini didientifikasi di dalam sintesis yang berpengaruh dari penelitian kelas sosial. Kesembilan variabel tersebut yaitu: variabel ekonomi, yang meliputi: pekerjaan, pendapatan dan kekayaan, variabel interaksi meliputi: prestise pribadi, asosiasi dan sosialisasi, variabel politik meliputi: kekuasaan, kesadaran kelas dan mobilitas.
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Kelompok Referens
Kelompok Acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Dalam kaitannya dengan kegiatan konsumsi terdapat 3 (tiga) cara dasar, di mana kelompok acuan mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu; pengaruh utilitarian, pengaruh nilai ekspresif, dan pengaruh informasi.
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Keluarga serta Rumah Tangga
Dalam kegiatan konsumsi terdapat empat variabel struktural yang mempengaruhi pembelian oleh keluarga maupun rumah tangga. Keempat variabel struktural tersebut yaitu; usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak dan status pekerjaan.
Faktor Sumber Daya Konsumen
Pada prinsipnya sebagai pemasar, berusaha memenangkan pesaing-pesaingnya untuk mendapatkan perhatian, simpatisan dan partisipan terhadap produk jasa yang ditawarkan, yang pada akhirnya akan mendapatkan uang atau keuntungan sumber daya yang telah tersedia, maupun yang akan tersedia di masa mendatang dapat mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Faktor Keterlibatan dan Motivasi Konsumen
Pada dasarnya kebutuhan itu sudah tercipta pada waktu adanya manusia. Kebutuhan akan aktif ketika ada ketidakcocokan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau disukai. Oleh karena itu, dorongan dan motivasi yang kuat, akan menampakkan realita kebutuhan yang nyata. Kebutuhan tidak diciptakan oleh pemasar, tetapi pemasar hanyalah memberikan stimulasi, agar konsumen dapat mengenali kebutuhan, dan menentukan pembelian sesuai dengan keinginannya.
Kebutuhan manusia mungkin sama, tetapi keinginannya bisa berbeda-beda.
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Pengetahuan
Perilaku konsumen merupakan fokus yang banyak dibahas dalam modul ini. Hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain tentang pengetahuan tentang produk.
Pengetahuan tentang produk akan membentuk citra/image yang kemudian mempengaruhi harga tentang suatu produk citra dan harga suatu produk ini akhirnya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli, di samping juga dipengaruhi oleh kemudahan untuk memperoleh dan pelayanan, baik diwaktu melakukan pembelian maupun pada purna jual.
Kegiatan Konsumsi dan Faktor Perbedaan sikap
Sikap memberi pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mepengaruhi kekuatan hubungan sikap perilaku, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalah- pengukuran sikap yang salah.
Kegiatan Konsumsi dan Faktor Nilai Serta Gaya Hidup Individu
Bidang yang banyak dikaji di dalam penelitian konsumen adalah psikoanalisis, sosial psikologis dan faktor ciri. Namun kadang-kadang kepribadian di hubungkan dengan konsep diri atau diri ideal yang diinginkan oleh individu. Teori psikoanalisis, melihat kepribadian terdiri dari id, ego dan super ego.
Teori sosio-psikologis melihat variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).
Proposal Perilaku Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan pembelian, ada lima langkah, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan terakhir hasil. Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh pihak individu maupun dari pihak luar. Berikut ini adalah pihak-pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian : inisiator , pemberi pengaruh , pengambil keputusan , pembeli dan pemakai.
Kecenderungan Konsumen 1: Faktor Demografi
Faktor-faktor demografis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran, tingkat kematian dan migrasi. Kecenderungan dari tiap-tiap faktor ini dapat dipakai sebagai dasar analisis kebutuhan pasar. Tingkat kelahiran sangat tinggi, berarti kebutuhan akan ibu hamil dan umur balita akan tinggi. Demikian pula jika tingkat kematian digolongan umur tertentu tinggi, berarti akan mengurangi kebutuhan hidup di kalangan masyarakat tertentu. Tingkat migrasi masuk maupun migrasi ke luar daerah tertentu, dapat sebagai dasar memprediksi kebutuhan pasar.
Kecenderungan Konsumen 2: faktor Kekayaan dan Geografi
Jika Anda sebagai tenaga pemasaran, harus bisa menentukan target pasar yang paling potensial. Dalam menentukan target pasar, bisa dibedakan berdasarkan geogratis, yaitu berdasarkan domisili konsumen. Di samping itu, juga perlu dibedakan berdasarkan tingkat kekayaannya. Tingkat kekayaan yang tinggi, kecenderungan untuk berbelanja juga tinggi. Segmen tersebut yang biasanya menjadi target pasar yang potensial

Sumber buku Sosiologi Konsumsi karya Edi Siswoyo dan Manasse Malo